RAJAWALI JATUH

Kamis, 10 September 2009

Bacaan : Obaja 1:1-7

1:1. Penglihatan Obaja. Beginilah firman Tuhan ALLAH tentang Edom–suatu kabar telah kami dengar dari TUHAN, seorang utusan telah disuruh ke tengah bangsa-bangsa: “Bangunlah, marilah kita bangkit memeranginya!” —

1:2 Sesungguhnya, Aku membuat engkau kecil di antara bangsa-bangsa, engkau dihinakan sangat.

1:3 Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau, ya engkau yang tinggal di liang-liang batu, di tempat kediamanmu yang tinggi; engkau yang berkata dalam hatimu: “Siapakah yang sanggup menurunkan aku ke bumi?”

1:4 Sekalipun engkau terbang tinggi seperti burung rajawali, bahkan, sekalipun sarangmu ditempatkan di antara bintang-bintang, dari sanapun Aku akan menurunkan engkau, –demikianlah firman TUHAN.

1:5 Jika malam-malam pencuri atau perampok datang kepadamu–betapa engkau dibinasakannya–bukankah mereka akan mencuri seberapa yang diperlukannya? Jika pemetik buah anggur datang kepadamu, bukankah mereka akan meninggalkan sisa-sisa pemetikannya?

1:6 Betapa kaum Esau digeledah, betapa harta bendanya yang tersembunyi dicari-cari!

1:7 Sampai ke tapal batas engkau diusir oleh semua teman sekutumu; engkau diperdayakan, dikalahkan oleh sahabat-sahabatmu. Siapa yang makan sehidangan dengan engkau memasang jerat terhadap engkau. –Tidak ada pengertian padanya.

 

RAJAWALI JATUH

Tentang kesombongan, C.S. Lewis menulis, “Berhadapan dengan Allah, manusia berhadapan dengan Sosok yang keunggulannya dalam segala aspek tak tertandingi. Kalau Anda tidak melihat Allah sebagaimana adanya-dan dengan demikian melihat diri Anda secara mutlak tidak sebanding dengan Dia-Anda sama sekali tidak mengenal Allah. Selama Anda sombong, Anda tidak mungkin mengenal Allah. Orang yang sombong selalu memandang ke bawah, merendahkan orang lain dan segala sesuatu: dan, tentu saja, selama Anda melihat ke bawah, Anda tidak akan dapat melihat sesuatu yang ada di atas Anda.”

Sikap semacam itu diperlihatkan bangsa Edom. Mereka membanggakan kehebatan dan pengaruh mereka di tengah bangsa-bangsa lain. Mereka memegahkan perbentengan yang tinggi dan kokoh. Mereka menyombongkan kekayaan dan kemakmuran. Mereka mengandalkan persekutuan dengan negara-negara sahabat. “Siapakah yang sanggup menurunkan aku ke bumi?” pikir bangsa itu.

Mereka lalai; tidak memperhitungkan keberadaan Allah. Allah yang sanggup meninggikan dan merendahkan bangsa-bangsa semudah membalikkan telapak tangan. Terhadap bangsa Edom, Dia berfirman, rajawali pongah itu akan dijatuhkan.

Kesombongan berkaitan dengan cara pandang kita terhadap Allah serta siapa atau apa yang kita andalkan. Apakah kita menghormati Dia melalui sikap, ucapan, dan tindakan kita? Manakah andalan kita: diri sendiri, keunggulan yang kita miliki, atau Allah? Kiranya kita dijauhkan dari keangkuhan Edom dan belajar merendahkan diri di hadapan Allah -ARS

KESOMBONGAN MENDATANGKAN KEJATUHAN

Sumber : www.sabda.org