MENJILAT

Sabtu, 30 Januari 2010

Bacaan : Yudas 1:3,4,16

1:3. Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.

1:4 Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.

1:16 Mereka itu orang-orang yang menggerutu dan mengeluh tentang nasibnya, hidup menuruti hawa nafsunya, tetapi mulut mereka mengeluarkan perkataan-perkataan yang bukan-bukan dan mereka menjilat orang untuk mendapat keuntungan.

MENJILAT

Istri seorang pejabat tinggi meninggal dunia. Banyak orang datang melayat, termasuk para pemimpin perusahaan besar yang merasa punya kepentingan dengan sang pejabat. Dalam kesempatan itu, mereka menyanjung-nyanjung sang almarhumah sebagai seorang tokoh yang sangat dermawan, ramah, penuh kasih, dan religius. Padahal semua orang tahu, bahwa kenyataannya justru sebaliknya! Pujian itu tidak tulus diberikan. Ada udang di balik batu. Orang memuji “kebaikan” sang istri pejabat karena ingin mendapat sesuatu dari sang suami.

Yudas mengambil pena untuk menulis suratnya, karena bahaya penyesatan muncul di tengah jemaat. Ada guru-guru palsu yang mengajarkan bahwa Yesus Kristus bukanlah Tuhan dan Penguasa satu-satunya. Untuk menarik simpati umat, mereka memakai cara menjilat. Di depan orang tertentu, mereka mengucapkan puji-pujian bombastis yang manis didengar. “Perkataan yang bukan-bukan” (ayat 16). Tujuannya bukan untuk membangkitkan semangat, melainkan “untuk mendapat keuntungan” diri sendiri. Mereka yang terpikat akan menjadi dekat, lalu bisa dijerat dengan ajaran sesat. Tepatlah nasihat Amsal 29:5: “Orang yang menjilat sesamanya membentangkan jerat di depan kakinya.”

Celakanya, banyak orang lebih suka mendengarkan perkataan sang penjilat bermulut manis daripada memperhatikan teguran seorang sahabat yang tulus. Racun bersalut gula lebih menarik ketimbang obat pahit. Ini tentu berbahaya. Kita bisa tersesat. Maka, belajarlah melakukan sebaliknya. Hargailah teguran seorang sahabat –JTI

PUJIAN ORANG BISA MEMBUAT KITA BANGGA

TETAPI JANGAN MEMBUAT KITA BESAR KEPALA

Sumber : www.sabda.org