DUNIA BUKAN RUMAH KITA

Jumat, 14 Desember 2012

Bacaan: 1 Yohanes 2:15-17

2:15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.

2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.

2:17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

DUNIA BUKAN RUMAH KITA

Seorang duta besar diutus ke sebuah negara yang sangat berbeda dari negara asalnya. Berbulan-bulan lamanya ia harus beradaptasi dengan bahasa dan budaya di sana. Namun, bayangkanlah jika ia menjadi begitu terpikat dengan nilai-nilai dan tradisi negara tersebut. Ia mulai menganggap negara itu sebagai negaranya sendiri. Apakah ia masih dapat menjalankan tugasnya sebagai duta besar sebagaimana mestinya? Bisa jadi ia tidak lagi objektif dan tak lagi berpihak pada kebijakan negara asalnya.

Rasul Yohanes mengingatkan bahaya yang sama bisa terjadi pada orang-orang percaya. Karena tinggal di dalam dunia, hati kita bisa begitu melekat pada berbagai hal di dalamnya (ayat 15). Di sini rasul Yohanes tidak sedang menuding suatu gaya hidup tertentu, penampilan tertentu, atau kepemilikan harta dalam jumlah tertentu. Ia sedang berbicara tentang kondisi hati saat umat Tuhan menanggapi apa yang ada di sekitarnya. Kondisi hati yang menganggap bahwa apa yang ditawarkan dunia jauh lebih baik daripada apa yang ditawarkan Tuhan. Anggapan yang keliru! Dunia yang hanya sekelumit dari ciptaan Tuhan, tidak akan bertahan. Apa yang disediakan Sang Pencipta bagi masa depan anak-anak-Nya jelas jauh lebih baik dan terjamin. Dunia ini bukanlah rumah kita.

Tidak ada salahnya menikmati hal-hal baik yang Tuhan sediakan selama kita hidup di dunia. Namun, entah itu musik, film, teknologi, pakaian, jabatan, atau yang lain, ketika itu mulai menjadi tuntutan dan kebahagiaan kita bergantung pada pemuasannya, waspadalah! Kita sedang mengasihi dunia lebih dari Tuhan, dan jelas akan kehilangan hal-hal terbaik dari-Nya. –ITA

KITA TIDAK DIUTUS KE TENGAH DUNIA UNTUK MENYERUPAI DUNIA,

TETAPI UNTUK MENUNJUKKAN BAHWA TUHAN LEBIH BERHARGA DARINYA.

Dikutip : www.sabda.org

JANGAN TERGODA

Jumat, 4 Maret 2011

Bacaan : 1 Yohanes 2:15-17

15Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.

16Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.

17Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

JANGAN TERGODA

Dalam film ketiga Narnia, The Voyage of the Dawn Trader, para tokoh utama ditugasi menyelamatkan warga Narnia yang hilang secara misterius. Raja Caspian, Edmund, dan Lucy Pevensie, adalah para pemberani harapan Narnia. Namun, mereka diberi pesan agar tak tergo-da oleh apa pun yang mungkin ditawarkan kepada mereka. Nyatanya, godaan itu terus hadir. Lucy yang terobsesi oleh kecantikan kakak wanitanya, digoda oleh tawaran untuk diubah menjadi secantik sang kakak. Edmund, yang tak tahan tinggal bersama paman-bibi yang tak ramah, tergoda tumpukan emas yang bisa membuatnya kaya dan hidup mandiri. Dan, hanya kemenangan atas godaan yang membuat mereka mampu menunaikan tugas.

Di dunia ini, kita pun ditugasi untuk menyelesaikan misi yang Tuhan berikan. Dan, ada pesan serupa bagi kita: jangan teralihkan oleh godaan. Namun segala godaan itu nyata ada, selama kita masih hidup di dunia. Dan, betapa pintarnya Setan menyajikan godaan; ia membujuk kita sedemikian hingga tampaknya godaan itu baik dan benar! Membuat kita merasa tak bersalah melakukannya, sebab seolah-olah ada hal baik yang akan kita peroleh.

Lalu, bagaimana kita dapat menang atas godaan? Pertama, jangan terikat dan terobsesi pada hal-hal yang fana di dunia ini. Kenali dan waspadai kelemahan kita sendiri; di mana kita akan mudah tergoda oleh tawaran dunia-apakah keinginan daging, keinginan mata, atau keangkuhan hidup? (ayat 16). Kedua, kasihi Tuhan lebih dalam dan lakukan kehendak Allah (ayat 17). Banyak membaca firman Allah serta berdoa, dan terus melatih iman, agar kita meng-alami kemenangan bersama Tuhan –AW

TUHAN MENYEDIAKAN SENJATA YANG LENGKAP UNTUK BERJUANG

BAGI SETIAP KITA YANG MAU MELAWAN GODAAN SAMPAI MENANG

Sumber : www.sabda.org

MELAYANI DI NEGERIĀ ASING

Kamis, 9 September 2010

Bacaan : 1 Petrus 2:11-17

2:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.

2:12 Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.

2:13. Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi,

2:14 maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik.

2:15 Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh.

2:16 Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.

2:17 Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!

MELAYANI DI NEGERI ASING

Mudiro bekerja sebagai penerjemah di Beijing sejak 1964 atas undangan pemerintah Cina. Ketika hubungan diplomatik Cina dan Indonesia terputus pada 1965, hubungannya dengan keluarga besarnya ikut terganjal. Ia tidak bisa pulang ke tanah air karena tidak lagi memiliki paspor Indonesia. Maka, ia memutuskan tetap bekerja dan menghabiskan masa kontraknya. “Ada perasaan tidak enak, kecewa, sedih, dan terasing dari keluarga serta masyarakat negeri sendiri, ” katanya. Namun, ia tidak mau larut oleh keadaan. “Kesedihan dalam keterasingan segera hilang setelah saya menyadari ada pekerjaan, ada tugas dan kewajiban, ada panggilan yang harus saya laksanakan. Tugas mengajar-kan bahasa Indonesia dan memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada orang Tiongkok, ” katanya lagi. Baru pada 2002, ia mendapatkan kembali paspor Indonesia.

Petrus menulis surat kepada orang-orang percaya yang disebutnya “pendatang dan perantau”. Itulah hubungan orang percaya, warga Kerajaan Allah, dengan dunia ini: warga asing. Dunia bukan saja tak memiliki “hubungan diplomatik” dengan Kerajaan Allah, melainkan cenderung mengabaikan, bahkan memusuhi Allah. Orang percaya dalam masa penantiannya di “perantauan” bertugas memperkenalkan dan memper-muliakan Allah lewat gaya hidup mereka.

Di sekitar kita tentu ada orang-orang yang tidak memahami kekristenan. Bahkan, terkadang sikap dan tindakan mereka mengganggu pekerjaan pelayanan kita. Namun, Tuhan mau kita tetap berbuat baik dan bersikap ramah kepada siapa saja; dengan terus berharap bahwa melalui setiap perbuatan baik kita, mereka dapat mengenal Allah yang kita sembah –ARS

APAKAH KITA MENGIKUTI ARUS GAYA HIDUP DUNIA

ATAU KITA MEMPERKENALKAN GAYA HIDUP

ALA KERAJAAN ALLAH?

Sumber : www.sabda.org

PENYAKIT ROHANI

Kamis, 15 April 2010

Bacaan : Galatia 5:16-24

5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.

5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging–karena keduanya bertentangan–sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.

5:18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.

5:19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,

5:20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,

5:21 kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu–seperti yang telah kubuat dahulu–bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,

5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.

PENYAKIT ROHANI

Yang namanya penyakit: ada penyakit jasmani, ada penyakit rohani. Penyakit rohani lebih berbahaya daripada penyakit jasmani, karena berlaku tidak hanya di dunia ini saja, tetapi juga dalam kehidupan nanti sesudah kehidupan di dunia ini. Tidak ada, misalnya, orang yang masuk neraka karena menderita diabetes atau darah tinggi. Selain itu penyakit rohani biasanya tidak disadari, kecuali oleh orang lain. Orang yang tamak, misalnya, ia tidak akan sadar kalau dirinya tamak. Malah bisa jadi tersinggung kalau dibilang tamak.

Bagaimana mengatasi penyakit rohani? Pertama-tama, kenali jenis-jenis penyakit rohani yang ada. Paulus menyebut penyakit rohani ini sebagai “perbuatan daging” (ayat 19). Lalu, lakukan “check-up” rutin, yaitu dengan melakukan evaluasi dan introspeksi diri; bisa secara pribadi, bisa bersama orang terdekat-apakah kita mengidap salah satu atau beberapa dari penyakit rohani tersebut?

Apabila ada, segeralah lakukan “penyembuhan”, bisa dengan meminta nasihat orang-orang yang kita percayai, bisa juga dengan membaca buku-buku rohani yang sesuai. Dan yang paling utama, berdoalah kepada Tuhan. Salah satu contoh bagus doa agar terbebas dari penyakit rohani ada di Amsal 30:7-9, “Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa Tuhan itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku” –AYA

KITA JANGAN HANYA PEDULI DENGAN PENYAKIT JASMANI

KITA JUGA PERLU PEDULI DENGAN PENYAKIT ROHANI DALAM DIRI KITA

Sumber : www.sabda.org