SATU IOTA PUN PENTING

Rabu, 16 Mei 2012

Bacaan : Matius 5:17-20

5:17. “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

 

SATU IOTA PUN PENTING

Bagaimana perasaan Anda jika orang menyebarluaskan berita yang keliru tentang Anda? Tentu Anda marah, jengkel, tidak terima, karena akibat pemberitaan itu, orang banyak akan memiliki gambaran yang salah tentang Anda, dan mungkin memperlakukan Anda dengan tidak seharusnya.

Tuhan juga tidak menginginkan pemberitaan yang menyesatkan tentang diri-Nya. Yesus berkata bahwa “satu iota atau satu titik” pun tidak boleh ditiadakan dari firman-Nya (ayat 18). Iota (yod) adalah huruf terkecil dalam abjad Ibrani. Titik (keraia) atau goresan kecil dalam abjad Ibrani adalah unsur yang membedakan arti dari huruf-huruf yang serupa. Seluruh firman Tuhan harus dilakukan dan diajarkan dengan benar, tidak ada pengecualian. Tinggi-rendahnya tempat seseorang di dalam Kerajaan sorga tergantung pada hal ini (ayat 19). Keseriusan yang sama ditegaskan ketika kanon Alkitab diakhiri (Wahyu 22:18-19). Menurut Yesus, mereka yang menyesatkan orang lain lebih baik dibinasakan (Matius 18:6). Tuhan tidak menginginkan pemberitaan yang keliru tentang diri-Nya.

Kebenaran ini mendorong kami yang menyeleksi dan menyunting naskah Renungan Harian berhati-hati dalam mengerjakan tugas kami. Anda mungkin memiliki kesempatan-kesempatan yang berbeda untuk mengajarkan firman Tuhan kepada orang lain. Mari bersama melakukannya dengan kerinduan agar mereka mengenal Tuhan sebagaimana Dia ingin dikenal, agar mereka tidak salah bersikap terhadap-Nya. Itu artinya, kita makin teliti belajar Alkitab dan makin berhati-hati dalam mengajarkannya. –ELS

PEMBERITAAN YANG KELIRU AKAN TUHAN

AKAN MEMBAWA PENGENALAN YANG KELIRU TENTANG DIA.

Dikutip : www.sabda.org

TAURAT DAN INJIL

Minggu, 31 Juli 2011

Bacaan : Roma 7:1-25

7:1. Apakah kamu tidak tahu, saudara-saudara, –sebab aku berbicara kepada mereka yang mengetahui hukum–bahwa hukum berkuasa atas seseorang selama orang itu hidup?

7:2 Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu.

7:3 Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain.

7:4 Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah.

7:5 Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut.

7:6 Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat.

 

7:7. Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: “Jangan mengingini!”

7:8 Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati.

7:9 Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup,

7:10 sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian.

7:11 Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku.

7:12 Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik.

7:13 Jika demikian, adakah yang baik itu menjadi kematian bagiku? Sekali-kali tidak! Tetapi supaya nyata, bahwa ia adalah dosa, maka dosa mempergunakan yang baik untuk mendatangkan kematian bagiku, supaya oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa.

 

7:14. Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa.

7:15 Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.

7:16 Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik.

7:17 Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku.

7:18 Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.

7:19 Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.

7:20 Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.

7:21 Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku.

7:22 Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah,

7:23 tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.

7:24 Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?

7:25 Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. (7-26) Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.

 

TAURAT DAN INJIL

Hukum Taurat itu baik, suci, benar (ayat 12), dan merupakan anugerah Allah bagi manusia. Namun, ia tidak dapat menjadi alat pembersih segala dosa manusia (Galatia 3:21). Hukum Taurat adalah cermin, agar melaluinya manusia mengenal dosa (ayat 7); agar manusia sadar bahwa ia begitu kotor dan tak berdaya menyelamatkan diri sendiri (ayat 18, 24); agar manusia mengenal kebenaran, walau ia kerap tak mampu melakukannya. Ketika ia ingin berbuat benar, nyatanya justru yang jahat yang kerap dilakukan (ayat 15, 19). Sampai-sampai, menyadari ketakberdayaannya Paulus berteriak, “… aku ini manusia celaka” (ayat 24). Maka, seharusnya Taurat membuat manusia berpaling kepada Allah. Mengaku dosanya, memohon ampun, dan membuka diri untuk mengalami anugerah pengampunan dosa di dalam Kristus (ayat 25).

Jika Taurat tak mampu mengubah manusia jahat, dengan apa kita dibenarkan? Inilah Injil, Kabar Baik itu. Di sini setiap orang beriman punya keyakinan kokoh bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan (Roma 1:16, 17). Kita bukan manusia celaka. Seperti Paulus, kita juga bersyukur ada harapan dalam keputusasaan. Mengapa? “Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa …. siapa saja yang tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman” (Yohanes 3:16, 18). Yesus berkata, “Siapa saja yang mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku … ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup” (Yohanes 5:24). Tuntutan ini kuat, tak kenal kompromi. Anda berhak mengabaikannya, tetapi nasib kekal Anda ditentukan oleh respons Anda terhadapnya. Saya sudah menerima-Nya, bagaimana dengan Anda? –SST

BAGIAN TUHAN ADALAH MENYEDIAKAN KESELAMATAN

BAGIAN KITA TINGGAL MENERIMANYA

Dikutip : www.sabda.org

MENYALAKAN LAMPU

Sabtu, 24 Oktober 2009

Bacaan : Matius 5:13-20

5:13. “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

5:17. “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

MENYALAKAN LAMPU

Orang-orang sering bertanya kepada saya tentang hal yang paling berkesan saat melayani sebagai pemimpin Moody Bible Institute. Jawabannya adalah, siswa-siswinya. Saya mengagumi semangat mereka bagi Yesus dan cara mereka menunjukkannya kepada dunia di sekitar mereka. Para pemimpin perusahaan yang nonkristiani sering mengatakan kepada saya mengenai etika kerja siswa-siswi Moody yang patut dicontoh. Kepala polisi Chicago pernah berkata, “Saat siswa-siswi Moody kembali ke kampus, daerah di sekitarnya menjadi lebih terang, seperti ada seseorang yang menyalakan lampu di sana.”

Itulah maksud Yesus saat Dia mengatakan, “Kamu adalah terang dunia” (Matius 5:14). Itu adalah kata-kata yang ampuh dalam menggambarkan suatu perbedaan. Harus ada perbedaan yang jelas antara integritas yang dimiliki orang-orang kristiani dan kegelapan dunia yang merajalela.

Yang penting bukan berbicara tentang Yesus, melainkan bagaimana orang melihat kita. Walaupun mereka mungkin tidak ingin mendengar tentang Yesus, Anda boleh yakin bahwa mereka ingin melihat apakah Dia membuat perbedaan dalam hidup kita. Saat Yesus berkata, “Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik” (ayat 16). Maksud-Nya adalah sebelum kita berbicara, kita harus dapat menunjukkan bukti dari apa yang kita katakan. Kemampuan kita untuk bersinar bagi Yesus diukur oleh perbuatan baik kita, yang memberikan kesaksian kuat dalam hidup kita. Mari kita menyalakan lampu-lampu kita –JMS

UNTUK DAPAT MEMIMPIN ORANG LAIN KELUAR DARI KEGELAPAN DOSA
TUNJUKKANLAH SINAR KRISTUS DALAM HIDUP ANDA

Sumber : www.sabda.org

PETI BESERTA PERHIASANNYA

Kamis, 22 Oktober 2009

Bacaan : Roma 2:17-24

2:17. Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah,

2:18 dan tahu akan kehendak-Nya, dan oleh karena diajar dalam hukum Taurat, dapat tahu mana yang baik dan mana yang tidak,

2:19 dan yakin, bahwa engkau adalah penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan,

2:20 pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa, karena dalam hukum Taurat engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran.

2:21 Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar: “Jangan mencuri,” mengapa engkau sendiri mencuri?

2:22 Engkau yang berkata: “Jangan berzinah,” mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala?

2:23 Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum Taurat itu?

2:24 Seperti ada tertulis: “Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain.”

PETI BESERTA PERHIASANNYA

Seorang pendeta dari Kanada, John Gladstone, membuat sebuah penerapan yang menarik dari sebuah babak menyedihkan dalam kehidupan Isaac Watts. Sang penulis nyanyian pujian asal Inggris yang terkenal itu jatuh cinta dengan seorang wanita muda yang cantik bernama Elizabeth Singer. Wanita muda tersebut mengagumi puisi, pemikiran, dan semangat Isaac, tetapi ia tidak dapat menutupi rasa tidak sukanya terhadap penampilan Isaac.

Isaac adalah seorang yang pendek dan kecil, memiliki mata berwarna abu-abu yang sangat kecil, berhidung bengkok, dan tulang pipi yang menonjol. Saat ia melamar Elizabeth, wanita muda itu dengan berat hati menjawab, “Tuan Watts, seandainya saja kotak perhiasaan itu seindah perhiasan di dalamnya.”

Pendeta John Gladstone menghubungkan kisah di atas dengan analogi “perhiasan” Injil dan “kotak perhiasan” gereja. Betapa banyak orang yang menolak kabar baik Injil karena meskipun para saksi memiliki sikap yang tulus, namun mereka terlalu menggebu-gebu! Apakah tanpa disadari, kita telah menjadi orang-orang yang tidak disukai dan tidak menunjukkan kasih? Bagaimana kita dapat menjadi “penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan” (Roma 2:19) jika keindahan Yesus tidak terlihat di dalam diri kita?

Bagaimanapun caranya, kita harus mengabarkan Injil. Namun, marilah kita berdoa agar Roh Kudus membuat kita memiliki pribadi yang menarik, penuh kasih, dan bebas dari dosa, sehingga kita dapat menarik orang lain kepada-Nya –VCG

KEBENARAN DALAM HATI
MENGHASILKAN KEINDAHAN DALAM KARAKTER

Sumber : www.sabda.org