Sabtu, 10 November 2012
Bacaan : Kolose 3:12-17
3:12. Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
3:15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
NYANYIAN YANG MENYEMBAH
Agama Kristen adalah agama yang bernyanyi. Julukan ini sangat tepat karena nyanyian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Allah. Sekitar setengah ibadah diisi oleh musik dan nyanyian pujian. Alkitab pun memuat begitu banyak referensi tentang betapa Allah menyukai nyanyian pujian. Namun, sadarilah bahwa tindakan menyanyikan lagu rohani tidak otomatis menjadikan hal tersebut sebagai penyembahan. Seringkali kita memuji Tuhan secara lahiriah tetapi tidak benar-benar menyembah Dia.
Bilamanakah suatu nyanyian menjadi penyembahan yang menyenangkan Allah? Ada tiga hal yang dapat kita amati dari nas hari ini. Pertama, nyanyian ini harus dipersembahkan oleh orang-orang percaya. Nasihat Paulus disampaikan kepada orang-orang yang telah menerima Kristus dan dibenarkan oleh-Nya (ayat 12). Hanya orang-orang yang demikian yang dapat memuji Allah atas karya keselamatan-Nya. Orang tidak percaya bisa saja menyanyikan lagu rohani dengan baik tetapi ia tidak sedang menanggapi pribadi dan karya Allah. Ia tidak sedang menyembah Allah. Kedua, nyanyian pujian harus selaras dengan Firman. Perkataan Kristus harus melandasi dan menuntun nyanyian kita (ayat 16). Akhirnya, nyanyian pujian harus ditujukan secara sadar kepada Allah (ayat 17). Melalui nyanyian pujian, kita berkomunikasi dengan Allah.
Marilah melantunkan nyanyian pujian bukan karena kita ikut-ikutan orang lain atau hanya menjalankan kewajiban agamawi. Namun, kita bernyanyi dengan didasari oleh Firman dan iman. Niscaya, pujian kita akan memperkenankan hati-Nya. –JIM
TANPA HATI PENYEMBAHAN, ENGKAU HANYA BERMAIN MUSIK,
BUKAN MENYEMBAH! -BOB KAUFLIN
Dikutip : www.sabda.org
Filed under: Renungan Sepekan | Tagged: belas kasihan, damai sejahtera Kristus, dan puji-pujian, firman, iman, kasih, kelemahlembutan, kemurahan, kerendahan hati, kesabaran, mazmur, Mengucap syukur, nyanyian rohani, NYANYIAN YANG MENYEMBAH, penyembahan, sabar, syukur | Leave a comment »