MEMPUNYAI KASIH

Selasa, 16 April 2013

Bacaan   : 1 Korintus 13

13:1. Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.

13:2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.

13:3 Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.

 

13:4. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.

13:5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

13:6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.

13:7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

 

13:8. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.

13:9 Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.

13:10 Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.

13:11 Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.

13:12 Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.

13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

 

MEMPUNYAI KASIH

Berita perceraian-apa lagi jika menimpa sahabat dekat kita-tak ayal membuat hati ini miris. Namun, ada yang menggelitik di balik peristiwa pilu itu. Yang saya maksudkan adalah alasan para pelaku perceraian. Tidak sedikit dari mereka yang berkata, “Saya sudah tidak mencintainya lagi.” Cinta, rupanya, dimaknai sebagai sesuatu yang kita miliki dan, karena itu, dapat hilang.

Mencermati uraian Paulus tentang kasih, kita menemukan konsep serupa. Tiga kali dalam pasal ini ia menggunakan frasa “mempunyai kasih”. Ya, mempunyai, bukan melakukan. Jika kita memiliki kasih, barulah kita dapat bertindak dalam kasih.

Apakah kasih itu? Menyimak karakter kasih (ay. 4-8), kita tersadar, kasih itu bukan tabiat alami manusia. Mana ada manusia yang sepenuhnya sabar, baik hati, sempurna, dan tidak berkesudahan? Tidak ada! Jelaslah, kasih itu bukan karakter manusiawi, melainkan karakter ilahi-bahkan, Allah adalah kasih (lihat 1 Yoh 4:8). Berbeda dari cinta manusia yang dapat datang dan pergi, kasih Allah itu kekal, tanpa syarat, tanpa batas.

Lalu, bagaimana kita dapat mempunyai kasih? Tidak mungkin kita mengupayakannya sendiri; kita hanya dapat menyambutnya sebagai anugerah. Ketika kita percaya kepada Kristus, Dia berdiam di dalam diri kita, dan kasih-Nya memperbarui hati kita. Tak perlu lagi kita berjuang keras untuk “melakukan kasih” atau menuntut orang lain agar mengasihi. Kasih Kristus yang memenuhi hati kita akan memampukan kita untuk mengasihi sesama. –ARS

UNTUK BERTINDAK DALAM KASIH,

 LANGKAH PERTAMA YANG KITA PERLUKAN ADALAH MEMPUNYAI KASIH.

Dikutip : www.sabda.org

Anda diberkati melalui Renungan Harian?

Jadilah berkat dengan mendukung Pembangunan Gereja Bethany God The Miracle

(Jalan Slamet Riady Rt.26 No.119, Tarakan)

Rekening Bank BPD, No. 0052248302 a.n. Gereja Bethany GTM Tarakan

Rekening Bank Mandiri, No. 148-00-8080878-8 a.n Gereja Bethany Indonesia God The Miracle

Terima kasih. Tuhan Yesus Kristus memberkati.

YESUS SAYANG ODHA

 Sabtu, 1 Desember 2012

Bacaan: Lukas 5:12-16

5:12. Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”

5:13 Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.

5:14 Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapapun juga dan berkata: “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka.”

5:15 Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka.

5:16 Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.

YESUS SAYANG ODHA

Setahun lamanya saya dan pendeta melayani komunitas orang kusta tanpa bekal wawasan medis, dan saya tertular. Itu baru saya sadari saat kuliah dan tinggal di asrama. Dokter menjamin penyakit ini bisa dikondisikan tidak menular, bahkan mudah disembuhkan. Namun, karena stigma negatif terhadap penderitanya belum banyak berubah, bapak asrama yang bijaksana setuju saya menjalani pengobatan secara rahasia.

Tindakan Yesus menyembuhkan pengidap kusta dalam bacaan hari ini sungguh di luar dugaan. Dia menyentuh orang itu (ayat 13). Mengagetkan, sebab itu melanggar hukum agama dan berisiko menularkan penyakit. Penderita kusta dalam budaya Yahudi ada dalam kondisi tidak tahir –mengidap dosa. Bukan hanya kesembuhan, Yesus juga “menularkan” kesejukan bagi jiwa yang telah lama merindukan kasih dan penerimaan melalui sentuhan-Nya. Perintah Yesus agar orang itu menghadap para imam (ayat 14) adalah supaya kesembuhannya mendapat pengesahan hukum dan haknya untuk mendapat penerimaan dalam masyarakat kembali dipulihkan.

Hari ini para ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) banyak mengalami kepahitan para penderita kusta abad pertama: sulit sembuh dan terkucilkan. Mereka perlu menerima kabar anugerah bahwa Tuhan menerima dan mengasihi mereka. Berita baiknya, sentuhan –jabat tangan dan pelukan hangat– bukanlah media penularan dan dapat menjadi salah satu ekspresi kasih yang bisa kita berikan. Di hari AIDS sedunia ini, mari bersama berdoa agar anak-anak Tuhan dimampukan mengasihi para penderita AIDS dengan kasih Kristus, dan dengan hikmat Tuhan, usaha-usaha dunia medis dapat menemukan terapi yang efektif bagi ODHA. –ICW

ADA MUKJIZAT SEDERHANA YANG DIRINDUKAN ODHA:

 SENTUHAN KASIH DAN PENERIMAAN.

Dikutip : www.sabda.org

 

SYARAT ATAU BUKTI?

Minggu, 25 November 2012

Bacaan : 1 Yohanes 3:11-24

3:11. Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;

3:12 bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.

3:13 Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu.

 

3:14. Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.

3:15 Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.

3:16 Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.

3:17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?

3:18 Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.

3:19 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah,

 

3:20. sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu.

3:21 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,

3:22 dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.

 

3:23. Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.

3:24 Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.

 

SYARAT ATAU BUKTI?

Saya baru menyadari bahwa makin lama kepekaan sosial kami sekeluarga makin terkikis. Kami sekeluarga tanpa terganggu masih bisa tetap menyantap makanan lezat sambil menyaksikan tayangan seorang pengemis yang mengais sisa makanan di tong sampah. Kami makin jarang terusik ketika mendengar berita kelaparan di sebuah tempat, atau mendengar banyaknya jumlah korban banjir di tempat lain. Saya takut nurani kami menjadi mati.

Rasul Yohanes mengingatkan bahwa kasih kepada sesama itu sangat terkait dengan keselamatan kita (ayat 14). Perhatikanlah ayat 14 dari bacaan kita. Ayat ini sering dibaca dengan penekanan yang keliru. Prinsip yang muncul menjadi: jika kita mengasihi saudara kita, kita akan diselamatkan. Namun, cara membaca ini tidaklah sesuai dengan maksud rasul Yohanes dalam keseluruhan suratnya, maupun dengan kebenaran lain di seluruh Alkitab. Pengertian yang benar adalah: kasih kepada saudara merupakan bukti bahwa kita sudah diselamatkan. Kasih kepada sesama membuat kita tahu kita sudah dilepaskan dari maut.

Seseorang yang tidak mempunyai kasih, patut dipertanyakan pembaruan hidupnya. Kasih yang dimaksud bukanlah hanya dikhotbahkan atau dinyanyikan, tetapi diwujudnyatakan dalam tindakan praktis. Ukuran sederhananya adalah kerelaan untuk menolong sesama yang berkekurangan (ayat 17). Menutup pintu hati terhadap sesama bisa saja tidak pernah kita sadari. Kapankah terakhir kali kita melihat orang yang membutuhkan pertolongan? Adakah nurani kita terketuk? Adakah hati kita dipenuhi belas kasihan? Mari pancarkan kasih Kristus yang telah memperbarui hidup kita melalui kesediaan kita menolong sesama. –PBS

RELA MEMBERI DAN BERBAGI

ADALAH BUKTI BAHWA HIDUP KITA SUDAH DIPERBARUI.

Dikutip : www.sabda.org

BUKTI INJIL

Sabtu, 14 Juli 2012

Bacaan : Efesus 4:1-16

4:1. Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.

 

4:2. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

4:3 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:

4:4 satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,

4:5 satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,

4:6 satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.

4:7 Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.

4:8 Itulah sebabnya kata nas: “Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.”

4:9 Bukankah “Ia telah naik” berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?

4:10 Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.

4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

4:13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,

4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

4:15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

4:16 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, –yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota–menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

 

BUKTI INJIL

Selagi jalan-jalan di sebuah mal, bahu saya ditepuk dari belakang oleh seorang wanita. Ia menawarkan jamu pelangsing perut. “Jamu ini akan mengecilkan perut Bapak dalam waktu dua minggu. Terbuat dari bahan-bahan alami. Garansi uang kembali!” Saya berhenti karena tertarik. Saat saya membalikan badan dan melihat sang tukang jamu, saya terperangah. Ternyata ia seorang yang gemuk. Seketika itu juga, saya membatalkan niat untuk membeli. “Buktikan dulu bahwa jamu itu efektif melangsingkan kamu, ” gumam saya.

Demikian pula dengan Injil. Pesan Injil harus disertai dengan bukti Injil. Karakter ilahi adalah bukti Injil yang terbaik. Secara spesifik, Paulus menyebutkan kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran, dan kasih yang saling membantu (ayat 2). Selain itu, kita harus memelihara kesatuan Tubuh Kristus (ayat 3-6). Bayangkan ada orang kristiani yang begitu antusias bercerita tentang Kristus, tetapi ia sendiri sombong, kasar, tidak sabar, dan tidak peduli terhadap orang lain. Atau, bayangkan sebuah gereja yang menggembar-gemborkan kasih Kristus, tetapi dipenuhi dengan permusuhan di antara jemaatnya. Siapa yang akan tertarik dengan Injil Kristus kalau kita, sebagai pembawa berita Injil, menunjukkan sikap dan perilaku seperti ini?

Bagaimana orang-orang mengenal kita atau gereja kita selama ini? Adakah mereka melihat karakter Kristus di dalam tutur-laku kita? Apakah kita rajin membangun kesehatian gereja sendiri? Karakter kita yang sudah diubahkan-Nya merupakan daya tarik bagi orang lain untuk mengenal iman kita dalam Kristus. –JIM

KARAKTER ORANG PERCAYA ADALAH KITAB TERBUKA.

ORANG AKAN MENYIMPULKAN TENTANG KRISTUS DARI APA YANG MEREKA BACA MELALUINYA.

TUMBUH LEWAT PERSEKUTUAN

Rabu, 25 Januari 2012

Bacaan : Kolose 3:5-17

3:5. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,

3:6 semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).

3:7 Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.

3:8. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.

3:9 Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,

3:10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

3:11 dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.

3:12. Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.

3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

3:15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.

TUMBUH LEWAT PERSEKUTUAN

Setelah dibaptis, Pakhomius seriusingin bertumbuh. “Bertapalah. Itu cara terampuh, ” nasihat seorang biarawan. Di tahun 315 M, tradisi bertapa memang marak. Orang memisahkan diri dari masyarakat yang korup. Menyendiri di gurun. Berdoa dan puasa. Setelah mencoba, Pakhomius merasa itu tidak tepat. “Bagaimana bisa belajar rendah hati, jika hidup sendiri? Bagaimana belajar bersabar, tanpa menjumpai sesama?” Ia pun berhenti bertapa dan mengembangkan spiritualitas persekutuan. Menurutnya, orang bertumbuh dalam pergaulan, bukan kesendirian.

Paulus memotret sifat-sifat manusia baru, antara lain: belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran (ayat 12). Ini buah kehidupan bersama. Belas kasihan dan kemurahan muncul saat melihat kebutuhan sesama. Kerendahan hati terbentuk saat menjumpai kelebihan orang lain. Kelemahlembutan dan kesabaran teruji saat berhadapan dengan hal-hal yang menyakitkan. Jemaat Kolose terdiri dari berbagai macam orang yang disatukan dalam kasih Kristus (ayat 11). Orang-orang “sulit” jelas ada (ayat 13). Namun, mereka diminta tetap bersatu (ayat 14). Tidak meninggalkan persekutuan. Di situlah terjadi proses pembentukan. Lewat konflik, orang saling menegur dan bertumbuh (ayat15-16).

Adakah orang yang kerap menjengkelkan Anda? Atau, Anda kecewa dengan perilaku orang-orang sulit di gereja? Ingatlah bahwa melalui mereka, sifat-sifat Anda kian diasah dan dibentuk Tuhan sebagai orang-orang pilihan-Nya. Jadi, bertahanlah! Sambut pembentukan Tuhan melalui persekutuan dengan hati bersyukur! –JTI

TANPA BELAJAR HIDUP SEHATI

TIADA PERTUMBUHAN IMAN SEJATI

Dikutip : www.sabda.org

DERITA MEMBUKA MATA

Rabu, 16 November 2011 

Bacaan : Kisah Para Rasul 7:54-8:4 

7:54. Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi.

7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.

7:56 Lalu katanya: “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.”

7:57 Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia.

7:58 Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.

7:59 Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.”

7:60 Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.

8:1. Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. (8-1b) Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.

8:2 Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat.

8:3 Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.

8:4. Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.

DERITA MEMBUKA MATA

Dr. George Harley, seorang lulusan dari Universitas London, memberi hidupnya bagi pekerjaan Tuhan di Liberia, Afrika, dengan pengorbanan besar. Dalam lima tahun pertama, tidak ada seorang pun yang mau berobat dan ditolong dokter. Namun suatu hari, anak Dr. Harley meninggal dunia. Sang dokter yang begitu sedih membuat sendiri peti mati dan mengubur anak yang dicintainya. Melihat penderitaan sang dokter, masyarakat desa itu terkejut. Mereka heran bahwa orang kulit putih juga bisa menangis. Air mata sang dokter telah menyentuh hati mereka dan mengubah keadaan. Sebab bagi mereka, itulah tanda bahwa sang dokter memiliki kasih yang mendalam. Mulai dari saat itu, salah satu desa di Liberia disentuh dan dimenangkan bagi Kristus.

Mata rohani orang-orang juga terbuka ketika menyaksikan keberanian Stefanus menghadapi penghakiman massal, yang membuatnya terbunuh sebagai martir. Mereka heran mengapa Stefanus berani membela imannya sedemikian rupa. Itu membuktikan bahwa kepercayaan Stefanus jauh lebih unggul dibandingkan kepercayaan orang-orang lain. Bahkan, penderitaan Stefanus juga membuka mata batin, serta memacu semangat dan kehendak para pengikut Kristus untuk makin gencar dan berani menyebarkan Kabar Baik. Setelah penganiayaan Stefanus, anak-anak Tuhan makin tersebar bahkan sampai keluar dari Yerusalem.

Penderitaan Stefanus dan Dr Harvey, justru menjadi alat di tangan Tuhan untuk mendobrak kerasnya hati manusia. Bukan hanya mata batin para pengikut Kristus, melainkan juga mereka yang masih membutuhkan kasih Kristus –BL

BAHKAN PENDERITAAN ANAK-ANAK ALLAH

DAPAT DIPAKAI UNTUK MENGGENAPI RENCANA BESAR ALLAH

Dikutip : www.sabda.org

KRISTUS MATI GANTI KITA

Senin, 25 Juli 2011

Bacaan : 2 Korintus 5:11-21

5:11 Kami tahu apa artinya takut akan Tuhan, karena itu kami berusaha meyakinkan orang. Bagi Allah hati kami nyata dengan terang dan aku harap hati kami nyata juga demikian bagi pertimbangan kamu.

 

5:12. Dengan ini kami tidak berusaha memuji-muji diri kami sekali lagi kepada kamu, tetapi kami mau memberi kesempatan kepada kamu untuk memegahkan kami, supaya kamu dapat menghadapi orang-orang yang bermegah karena hal-hal lahiriah dan bukan batiniah.

5:13 Sebab jika kami tidak menguasai diri, hal itu adalah dalam pelayanan Allah, dan jika kami menguasai diri, hal itu adalah untuk kepentingan kamu.

5:14 Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.

5:15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

 

5:16. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.

5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

5:18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.

5:19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.

5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

 

 

KRISTUS MATI GANTI KITA

Shi Jian Feng seorang petani dari Tiongkok dijatuhi hukuman seumur hidup karena dianggap menghindar membayar biaya tol sebanyak 2.300 kali, senilai Rp5.050.000.000, 00. Namun, setelah putusan diambil, tiga hakim yang mengadili perkaranya dicopot dari jabatannya. Pasalnya, adik Jian Feng yang bernama Shi Jun Feng menyerahkan diri kepada polisi dan mengakui bahwa kakaknya itu tidak bersalah. Sang kakak hanya mengambil alih kesalahannya. Dan, Jun Feng pun mengaku telah menyuap petugas pengadilan. Mungkinkah Jian Feng meniru apa yang telah dilakukan Yesus Kristus?

Sebagai Allah Sang Putra, Yesus hadir di dunia sebagai manusia sejati yang sama dengan kita, tetapi Dia tidak berdosa (Ibrani 4:15). Karena semua orang telah jatuh ke dalam dosa maka tak seorang pun berhak menggantikan hukuman sesamanya yang berdosa. Hanya Yesus; manusia Allah itulah yang pantas menggantikannya. Dia pun memberi diri-Nya untuk mati disalibkan, menggantikan kutuk dosa semua umat manusia (2 Korintus 5:21). Dan karena Dia Allah, Yesus berhak mengampuni dosa.

Di atas salib itulah keadilan dan kasih Allah bertemu, hingga dosa seluruh umat manusia lunas terbayar. Diberkatilah orang-orang yang mau percaya dan menerima anugerah pengampunan-Nya. Agar manusia lamanya dimatikan di atas salib Kristus, dan ia menjalani hidup baru untuk Kristus yang telah menebus dosanya (ayat 14-15). Hidupnya penuh syukur, dalam persekutuan dan ketaatan kepada Allah. Hingga ia mampu membangun relasi baru dengan sesama dalam kasih, kejujuran, sikap saling mengampuni dan memberkati –SST

HANYA YESUS YANG MAU DAN MAMPU

MENGGANTIKAN POSISI KITA SEBAGAI SANG TERDAKWA DOSA

Dikutip : www.sabda.org

BABAH GEMUK

Sabtu, 30 April 2011

Bacaan : Kejadian 42:1-28

1Setelah Yakub mendapat kabar, bahwa ada gandum di Mesir, berkatalah ia kepada anak-anaknya: “Mengapa kamu berpandang-pandangan saja?”

2Lagi katanya: “Telah kudengar, bahwa ada gandum di Mesir; pergilah ke sana dan belilah gandum di sana untuk kita, supaya kita tetap hidup dan jangan mati.”

3Lalu pergilah sepuluh orang saudara Yusuf untuk membeli gandum di Mesir.

4Tetapi Yakub tidak membiarkan Benyamin, adik Yusuf, pergi bersama-sama dengan saudara-saudaranya, sebab pikirnya: “Jangan-jangan ia ditimpa kecelakaan nanti.”

5Jadi di antara orang yang datang membeli gandum terdapatlah juga anak-anak Israel, sebab ada kelaparan di tanah Kanaan.

6Sementara itu Yusuf telah menjadi mangkubumi di negeri itu; dialah yang menjual gandum kepada seluruh rakyat negeri itu. Jadi ketika saudara-saudara Yusuf datang, kepadanyalah mereka menghadap dan sujud dengan mukanya sampai ke tanah.

7Ketika Yusuf melihat saudara-saudaranya, segeralah mereka dikenalnya, tetapi ia berlaku seolah-olah ia seorang asing kepada mereka; ia menegor mereka dengan membentak, katanya: “Dari mana kamu?” Jawab mereka: “Dari tanah Kanaan untuk membeli bahan makanan.”

8Memang Yusuf mengenal saudara-saudaranya itu, tetapi dia tidak dikenal mereka.

9Lalu teringatlah Yusuf akan mimpi-mimpinya tentang mereka. Berkatalah ia kepada mereka: “Kamu ini pengintai, kamu datang untuk melihat-lihat di mana negeri ini tidak dijaga.”

10Tetapi jawab mereka: “Tidak tuanku! Hanyalah untuk membeli bahan makanan hamba-hambamu ini datang.

11Kami ini sekalian anak dari satu ayah; kami ini orang jujur; hamba-hambamu ini bukanlah pengintai.”

12Tetapi ia berkata kepada mereka: “Tidak! Kamu datang untuk melihat-lihat di mana negeri ini tidak dijaga.”

13Lalu jawab mereka: “Hamba-hambamu ini dua belas orang, kami bersaudara, anak dari satu ayah di tanah Kanaan, tetapi yang bungsu sekarang ada pada ayah kami, dan seorang sudah tidak ada lagi.”

14Lalu kata Yusuf kepada mereka: “Sudahlah! Seperti telah kukatakan kepadamu tadi: kamu ini pengintai.

15Dalam hal ini juga kamu harus diuji: demi hidup Firaun, kamu tidak akan pergi dari sini, jika saudaramu yang bungsu itu tidak datang ke mari.

16Suruhlah seorang dari padamu untuk menjemput adikmu itu, tetapi kamu ini harus tinggal terkurung di sini. Dengan demikian perkataanmu dapat diuji, apakah benar, dan jika tidak, demi hidup Firaun, sungguh-sungguhlah kamu ini pengintai.”

17Dan dimasukkannyalah mereka bersama-sama ke dalam tahanan tiga hari lamanya.

18Pada hari yang ketiga berkatalah Yusuf kepada mereka: “Buatlah begini, maka kamu akan tetap hidup, aku takut akan Allah.

19Jika kamu orang jujur, biarkanlah dari kamu bersaudara tinggal seorang terkurung dalam rumah tahanan, tetapi pergilah kamu, bawalah gandum untuk meredakan lapar seisi rumahmu.

20Tetapi saudaramu yang bungsu itu haruslah kamu bawa kepadaku, supaya perkataanmu itu ternyata benar dan kamu jangan mati.” Demikianlah diperbuat mereka.

21Mereka berkata seorang kepada yang lain: “Betul-betullah kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita itu: bukankah kita melihat bagaimana sesak hatinya, ketika ia memohon belas kasihan kepada kita, tetapi kita tidak mendengarkan permohonannya. Itulah sebabnya kesesakan ini menimpa kita.”

22Lalu Ruben menjawab mereka: “Bukankah dahulu kukatakan kepadamu: Janganlah kamu berbuat dosa terhadap anak itu! Tetapi kamu tidak mendengarkan perkataanku. Sekarang darahnya dituntut dari pada kita.”

23Tetapi mereka tidak tahu, bahwa Yusuf mengerti perkataan mereka, sebab mereka memakai seorang juru bahasa.

24Maka Yusuf mengundurkan diri dari mereka, lalu menangis. Kemudian ia kembali kepada mereka dan berkata-kata dengan mereka; ia mengambil Simeon dari antara mereka; lalu disuruh belenggu di depan mata mereka.

25Sesudah itu Yusuf memerintahkan, bahwa tempat gandum mereka akan diisi dengan gandum dan bahwa uang mereka masing-masing akan dikembalikan ke dalam karungnya, serta bekal mereka di jalan akan diberikan kepada mereka. Demikianlah dilakukan orang kepada mereka itu.

26Sesudah itu merekapun memuat gandum itu ke atas keledai mereka, lalu berangkat dari situ.

27Ketika seorang membuka karungnya untuk memberi makan keledainya di tempat bermalam, dilihatnyalah uangnya ada di dalam mulut karungnya.

28Katanya kepada saudara-saudaranya: “Uangku dikembalikan; lihat, ada dalam karungku!” Lalu hati mereka menjadi tawar dan mereka berpandang-pandangan dengan gemetar serta berkata: “Apakah juga yang diperbuat Allah terhadap kita!”

BABAH GEMUK

Sewaktu kecil, saya pernah membaca sebuah komik yang ceritanya didasarkan pada perumpamaan orang Samaria yang baik hati. Judul komik itu adalah Babah Gemuk. Babah Gemuk adalah seorang penjual kelontong yang baik hati, sehingga ia disukai banyak orang. Namun, ada satu keluarga yang sangat membencinya. Mereka sering menghina dan menyakiti hati Babah Gemuk. Sampai suatu ketika, orang yang membenci Babah Gemuk itu dirampok di perjalanan dan dilukai sampai tak berdaya. Tak seorang pun mau menolong, kecuali Babah Gemuk.

Setelah menjadi seorang mangkubumi, Yusuf sebenarnya memiliki kesempatan untuk membalas segala kepahitan hatinya atas saudara-saudaranya. Yusuf bisa saja menangkap saudara-saudaranya dengan tuduhan mata-mata, atau menjual gandum kepada mereka dengan harga yang sangat mahal. Akan tetapi Yusuf tak melakukannya, bahkan ia memberi saudara-saudaranya gandum secara cuma-cuma. Mengapa? Karena ia sangat mengasihi saudara-saudaranya. Kasih yang Tuhan taruh di dalam hatinya dapat mengalahkan rasa benci, sakit hati, keinginan untuk membalas dendam, dan segala kepahitan yang mungkin pernah muncul di hatinya.

Tak ada yang bisa melepaskan kita dari belenggu kemarahan, kebencian, iri hati, dan kepahitan di dalam hati kita, selain kasih. Kasih adalah obat mujarab untuk menghancurkan segala belenggu emosi dan sikap negatif di dalam diri kita. Dan, kasih yang seperti itu bisa kita dapatkan hanya di dalam Kristus. Mintalah kasih Kristus memenuhi hati Anda, niscaya Anda akan bebas dari segala belenggu yang mencoba menggerogoti di sana –RY

HANYA KASIH YANG BERASAL DARI KRISTUS

YANG DAPAT MEMULIHKAN KEPAHITAN HATI

Dikutip dari : www.sabda.org

KELUARGA YANG BERMISI

Jumat, 18 Maret 2011

Bacaan : Roma 16:1-5

1Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudari kita yang melayani jemaat di Kengkrea,

2supaya kamu menyambut dia dalam Tuhan, sebagaimana seharusnya bagi orang-orang kudus, dan berikanlah kepadanya bantuan bila diperlukannya. Sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri.

3Sampaikan salam kepada Priskila dan Akwila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus.

4Mereka telah mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku. Kepada mereka bukan aku saja yang berterima kasih, tetapi juga semua jemaat bukan Yahudi.

5Salam juga kepada jemaat di rumah mereka. Salam kepada Epenetus, saudara yang kukasihi, yang adalah buah pertama dari daerah Asia untuk Kristus.

KELUARGA YANG BERMISI

Bagi sebagian orang kristiani, “bermisi” kerap dianggap sebagai pelayanan yang hanya dapat dilakukan oleh gereja atau lembaga misi. Juga hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang secara khusus terbeban untuk melakukan pelayanan misi. Namun sesungguhnya, pela-yanan misi dapat dilakukan oleh setiap orang percaya.

Keluarga Priskila dan Akwila memahami bahwa misi tidak hanya untuk orang-orang tertentu, melainkan juga untuk keluarga mereka. Selain memberitakan tentang Kristus ke berbagai daerah, mereka juga mendukung pelayanan rekan-rekan mereka-seperti Paulus. Mereka tidak sibuk memikirkan kehidupan pribadi. Mereka tidak menyibukkan diri untuk mendapat ke-untungan sebanyak-banyaknya agar semakin kaya. Mereka tidak menutup pintu bagi orang-orang yang membutuhkan jamahan Kristus (1 Korintus 16:19). Mereka berdoa bagi orang-orang yang belum atau baru mengenal Kristus. Mereka memberi dukungan untuk membangun orang lain. Mereka juga memberi waktu untuk mengajar dan berbagi dengan orang lain (Kisah Para Rasul 18:18).

Keluarga dihadirkan Allah agar tidak hanya memikirkan kepentingan keluarga itu sendiri, tetapi agar dipakai untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Misalnya, satu keluarga mau menyediakan waktu untuk mendoakan orang lain. Atau, mendukung departemen misi dalam gereja atau lembaga misi lain dengan dana, pikiran, dan tenaga. Atau, membuka lebar-lebar pintu rumah untuk siapa saja yang sedang berkeluh kesah. Biarlah kasih Kristus melingkupi keluarga-keluarga kita, agar kita semua dapat berperan secara maksimal –AMS

KELUARGA YANG BERMISI MENGENALI PANGGILAN ALLAH

UNTUK TAK HENTI MELAYANI DAN MEMBAGI BERKAT

Sumber : www.sabda.org

MENDOAKAN DAN MENGERJAKAN

Jumat, 11 Maret 2011

Bacaan : Efesus 3:14-21

14Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa,

15yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya.

16Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, 17sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.

18Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,

19dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.

20Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,

21bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.

MENDOAKAN DAN MENGERJAKAN

Ketika kecil, saya sering memprotes. Salah satu protes adalah lamanya waktu yang dipakai Ayah untuk berdoa. Waktu itu saya sama sekali tidak mengerti mengapa seolah-olah ada banyak sekali orang yang Ayah doakan. Setiap hari semakin banyak yang Ayah doakan, dan Ayah semakin lama berdoa. Semakin hari semakin banyak pelayanan Ayah, dan semakin lama pula ia berdoa. Ayah bahkan sudah berdoa sebelum saya dan Adik bangun. Setelah kami tidur, Ayah juga akan berdoa. Ayah tak pernah marah kalau saya dan Adik bilang, “Papa, nanti doanya jangan lama-lama!” atau mencoba mengatur siapa yang perlu didoakan dan siapa yang tidak. Ia hanya tersenyum.

Namun kini saya tahu, rahasia pelayanan Ayah tidak terletak pada jumlah pelayanan yang ia lakukan atau jumlah orang yang ia layani, tetapi pada waktu doanya. Bahkan, setelah lebih dari sepuluh tahun sejak Ayah berpulang, saya tidak ingat satu pun khotbahnya, tetapi saya masih mengingat jelas sikap, cara, dan kesungguhannya dalam berdoa, serta bagaimana semuanya itu menyentuh kehidupan orang-orang di sekitarnya, termasuk saya.

Saya menjadi tahu bahwa semakin banyak hal yang ingin saya kerjakan, semakin banyak waktu yang perlu saya sediakan bersama Tuhan. Bukan saja untuk mendoakan rencana-rencana saya, melainkan juga satu per satu orang yang bersentuhan dengan hidup saya. Paulus juga mendoakan jemaat di Efesus agar mereka paham betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus kepada mereka, dan saya. Tuhan dapat melakukan jauh lebih banyak dari yang kita doakan atau pikirkan –SL

DOAKANLAH YANG KITA KERJAKAN

KERJAKANLAH YANG KITA DOAKAN

Sumber : www.sabda.org