DATANGLAH KERAJAAN-MU

Kamis, 16 Februari 2012

Bacaan : Matius 6:9-13

6:9. Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,

6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya

6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;

6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)

DATANGLAH KERAJAAN-MU

Di dalam pergaulan sesehari, jawaban standar atas pertanyaan “apa kabar” adalah: “baik-baik saja” Jawaban ini sering muncul tanpa dipikir dan belum tentu menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Ini sudah menjadi basa-basi yang sangat umum sehingga artinya sudah tidak lagi dipedulikan. Demikian juga pada waktu kita mengucapkan Doa Bapa Kami. Sejauh mana kita memahami setiap kata yang ada di sana? Apakah kita menyadari setiap implikasi dari kata-kata tersebut? Kata “datanglah Kerajaan-Mu” misalnya.

Kerajaan Allah berbeda dengan kerajaan atau pemerintahan ala dunia. Kerajaan Allah tidak bisa dibatasi teritori tertentu. Ia menembus batas negara, ras, dan budaya. Pertambahan penduduk nya bukan karena penaklukan melainkan karena pertobatan dan pembenaran. Perluasannya juga bukan karena kekuatan dan kekerasan prajurit melainkan karena kasih dan kedamaian yang dipancarkan warga nya. Ini adalah kerajaan yang senantiasa peduli dengan perubahan hidup warganya. Kehidupan yang diwarnai dengan ketundukan kepada Sang Raja. Salah satu bentuk pengakuan akan ke-Raja-an Allah adalah mengizinkan kehendak-Nya berla ku atas kita (ayat 10).

Kalau kita adalah warga Kerajaan Allah yang sejati, maka seharusnya itulah kerinduan kita yang terdalam. Kita rindu melihat kehadiran dan pemerintahan Tuhan makin terwujud dalam lingkungan keluarga, komunitas, kota, bangsa, dan juga dalam hidup kita. Apa yang sudah kita perbuat untuk mewujudkannya? Mulailah dengan sujud berdoa: “Datanglah Kerajaan-Mu, ” lalu bangkit dan menjadi sarana perwujudan atas apa yang kita doakan. –PBS

Sebagai warga kerajaan Tuhan

Mari doakan apa yang rindu kita wujudkan dan

Wujudkan apa yang telah kita doakan

Dikutip : www.sabda.org

TUMBUH LEWAT PERSEKUTUAN

Rabu, 25 Januari 2012

Bacaan : Kolose 3:5-17

3:5. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,

3:6 semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).

3:7 Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.

3:8. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.

3:9 Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,

3:10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

3:11 dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.

3:12. Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.

3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

3:15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.

TUMBUH LEWAT PERSEKUTUAN

Setelah dibaptis, Pakhomius seriusingin bertumbuh. “Bertapalah. Itu cara terampuh, ” nasihat seorang biarawan. Di tahun 315 M, tradisi bertapa memang marak. Orang memisahkan diri dari masyarakat yang korup. Menyendiri di gurun. Berdoa dan puasa. Setelah mencoba, Pakhomius merasa itu tidak tepat. “Bagaimana bisa belajar rendah hati, jika hidup sendiri? Bagaimana belajar bersabar, tanpa menjumpai sesama?” Ia pun berhenti bertapa dan mengembangkan spiritualitas persekutuan. Menurutnya, orang bertumbuh dalam pergaulan, bukan kesendirian.

Paulus memotret sifat-sifat manusia baru, antara lain: belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran (ayat 12). Ini buah kehidupan bersama. Belas kasihan dan kemurahan muncul saat melihat kebutuhan sesama. Kerendahan hati terbentuk saat menjumpai kelebihan orang lain. Kelemahlembutan dan kesabaran teruji saat berhadapan dengan hal-hal yang menyakitkan. Jemaat Kolose terdiri dari berbagai macam orang yang disatukan dalam kasih Kristus (ayat 11). Orang-orang “sulit” jelas ada (ayat 13). Namun, mereka diminta tetap bersatu (ayat 14). Tidak meninggalkan persekutuan. Di situlah terjadi proses pembentukan. Lewat konflik, orang saling menegur dan bertumbuh (ayat15-16).

Adakah orang yang kerap menjengkelkan Anda? Atau, Anda kecewa dengan perilaku orang-orang sulit di gereja? Ingatlah bahwa melalui mereka, sifat-sifat Anda kian diasah dan dibentuk Tuhan sebagai orang-orang pilihan-Nya. Jadi, bertahanlah! Sambut pembentukan Tuhan melalui persekutuan dengan hati bersyukur! –JTI

TANPA BELAJAR HIDUP SEHATI

TIADA PERTUMBUHAN IMAN SEJATI

Dikutip : www.sabda.org

MASALAHNYA ADALAH DOSA

Selasa, 16 Maret 2010

Bacaan : Nehemia 1

1:1. Riwayat Nehemia bin Hakhalya. Pada bulan Kislew tahun kedua puluh, ketika aku ada di puri Susan,

1:2 datanglah Hanani, salah seorang dari saudara-saudaraku dengan beberapa orang dari Yehuda. Aku menanyakan mereka tentang orang-orang Yahudi yang terluput, yang terhindar dari penawanan dan tentang Yerusalem.

1:3 Kata mereka kepadaku: “Orang-orang yang masih tinggal di daerah sana, yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar.”

1:4 Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit,

1:5. kataku: “Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan tetap mengikuti perintah-perintah-Nya,

1:6 berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah doa hamba-Mu yang sekarang kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan malam bagi orang Israel, hamba-hamba-Mu itu, dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel telah lakukan terhadap-Mu. Juga aku dan kaum keluargaku telah berbuat dosa.

1:7 Kami telah sangat bersalah terhadap-Mu dan tidak mengikuti perintah-perintah, ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan yang telah Kauperintahkan kepada Musa, hamba-Mu itu.

1:8 Ingatlah akan firman yang Kaupesan kepada Musa, hamba-Mu itu, yakni: Bila kamu berubah setia, kamu akan Kucerai-beraikan di antara bangsa-bangsa.

1:9 Tetapi, bila kamu berbalik kepada-Ku dan tetap mengikuti perintah-perintah-serta melakukannya, maka sekalipun orang-orang buanganmu ada di ujung langit, akan Kukumpulkan mereka kembali dan Kubawa ke tempat yang telah Kupilih untuk membuat nama-Ku diam di sana.

1:10 Bukankah mereka ini hamba-hamba-Mu dan umat-Mu yang telah Kaubebaskan dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan tangan-Mu yang kuat?

1:11 Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini.” Ketika itu aku ini juru minuman raja.

MASALAHNYA ADALAH DOSA

Seberapa besar kemampuan manusia dalam menyelesaikan masalah? Manusia memang memiliki kepintaran, sehingga sanggup menyelesaikan banyak permasalahan yang ada di dunia. Buktinya adalah kemajuan teknologi. Teknologi muncul karena ada masalah yang dihadapi manusia. Namun, jika kita bertanya seberapa besar kemampuan manusia dalam menyelesaikan dosa, jawabannya adalah tidak ada. Hanya Tuhan yang sanggup menyelesaikan dosa manusia.

Nehemia sangat menyadari hal tersebut ketika ia harus menyelesaikan permasalahan bangsanya. Nehemia tahu bahwa bangsanya bukan hanya memiliki masalah secara politis, melainkan dosalah yang menjadi akar persoalan dari kehidupan bangsanya tersebut. Oleh sebab itu, hal pertama yang dilakukannya adalah datang kepada Tuhan dan berdoa. Ia mengakui bahwa dirinya serta bangsanya telah berbuat dosa, mengakibatkan mereka dibuang ke Babel. Ia lalu memohon pengampunan dosa. Nehemia sadar bahwa yang sanggup memulihkan kondisi bangsanya adalah Allah sendiri. Ia memohon agar Tuhan mengampuni dan memulihkan Yerusalem.

Berbagai masalah dalam hidup kita tak jarang berakar pada dosa. Jangan hanya berfokus pada masalah itu sendiri, lihatlah lebih dalam kepada dosa yang menyebabkannya. Sebelum kita “membereskan” masalah kita, baiklah terlebih dahulu kita membereskan dosa kita di hadapan Tuhan. Bertobatlah, dan mintalah ampun kepada-Nya. Pemulihan relasi dengan Tuhan ini dapat menjadi dasar dan sumber kekuatan bagi kita untuk menghadapi masalah yang ada-RY

REKONSILIASI DENGAN TUHAN

ADALAH DASAR HIDUP YANG KOKOH

Sumber : http://www.sabda.org

JIKA KITA MENJADI MARAH

Kamis, 10 Desember 2009

Bacaan : Efesus 4:17-32

4:17. Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia

4:18 dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.

4:19 Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.

4:20 Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.

4:21 Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,

4:22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,

4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,

4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.

4:26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu

4:27 dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.

4:28 Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.

4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.

4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

4:31 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.

4:32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allaha

sadi dalam Kristus telah mengampuni kamu.

JIKA KITA MENJADI MARAH

Dengan wajah ketakutan dan suara pelan terbata-bata, anak saya berkata, “Mama kalau marah, mengerikan. Aku takut!” Saya tertegun mendengarnya. Kemarahan ternyata membuat saya tampak mengerikan!

Marah yang tidak terkendali, bisa merugikan. Apabila seseorang begitu dikuasai kemarahan, ia bisa dibuat buta; seperti kehilangan akal sehat, bersikap ngawur, tak peduli dan tak kenal siapa yang menjadi sasaran kemarahannya. Marah semacam itu bisa menghancurkan semangat, hubungan, juga kedamaian. Maka, firman Tuhan hari ini mengingatkan agar jika kita sedang marah, kita jangan bersikap seperti manusia lama yang belum mengenal Kristus. Manusia lama yang ketika marah cenderung bersikap bodoh, berhati degil, dan berperasaan tumpul (ayat 17-19).

Kemarahan yang tidak terkendali bisa membuat kita mudah berbuat dosa karena itu bisa menyakiti dan melukai diri kita sendiri dan orang lain. Namun, pengenalan akan Kristus dan pembaruan roh serta pikiran akan memampukan kita menahan diri untuk tidak berbuat dosa (ayat 21-23). Menyimpan kemarahan menumbuhkan akar pahit di hati dan pikiran. Lama-lama ia bisa merusak jiwa dan raga. Kita diingatkan supaya membuang kemarahan sebelum matahari terbenam (ayat 26). Kemarahan bisa sangat mungkin menjadi tempat iblis memorak-porandakan kehidupan. Maka, Tuhan meminta kita untuk tidak memberi kesempatan kepada iblis (ayat 27).

Di dalam Kristus, kita mengenakan manusia baru dalam kebenaran dan kekudusan (ayat 24). Jadi, mari terus berubah oleh pembaruan budi di dalam Dia –CDW

SEMOGA RUMAH ANDA SEPERTI NAZARET

DI MANA YESUS MENETAP DAN MEMBAWA DAMAI DI RUMAH ANDA –IBU TERESA

Sumber : www.sabda.org

PROMOSI BURUK

Jumat, 4 Desember 2009

Bacaan : Kolose 3:12-17

3:12. Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.

3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

3:15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.

PROMOSI BURUK

Di sebuah gereja terjadi perselisihan tajam. Masalahnya sederhana. Paduan Suara A dijadwalkan mengisi pujian sesudah khotbah di kebaktian Minggu. Namun, rupanya ada salah komunikasi. Pada Minggu itu ternyata ada Paduan Suara tamu yang akan membawakan dua pujian, sebelum dan sesudah khotbah. Setelah berunding, diputuskan Paduan Suara A digeser mengisi pujian sebelum Doa Syafaat. Beberapa angota Paduan Suara A tidak terima, merasa tersinggung, lalu “meledak”. Sampai ada yang mundur dari pelayanan, bahkan yang pindah gereja.

Perselisihan di gereja tidak jarang dipicu dan dipacu oleh masalah kecil. Namun, karena disikapi dengan kekerasan hati, tidak mau mengalah, prasangka buruk, dan sikap egoistis, akhirnya menjadi masalah besar yang menguras waktu, tenaga, pikiran, dan perasaaan. Padahal, seperti dikatakan oleh Paulus, “Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu” (1 Korintus 6:7). Dengan kata lain, kalau orang-orang di dalam gereja berantem, tidak ada yang akan diuntungkan. Malah yang rugi gereja sendiri; persekutuan jemaat jadi terganggu, sukacita melayani hilang, dan keluar juga jadi promosi buruk.

Maka, penting sekali untuk kita kembali ke identitas kita sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasih-Nya (ayat 12). Dan hidup berpadanan sesuai identitas tersebut, yaitu dengan menunjukkan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Kiranya damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita, sehingga kita dijauhkan dari segala pikiran dan perasaan yang tidak membangun –AYA

JANGAN BIARKAN IBLIS MENGACAK-ACAK PERSEKUTUAN JEMAAT

MELALUI PIKIRAN DAN PERILAKU BURUK KITA

Sumber : www.sabda.org